Catatan : Riwayat Singkat Barack Obama

November 10, 2010

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Setelah didahului ucapan-ucapan keakraban khas Indonesia seperti salam ‘assalamualaikum’, Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama, menyatakan, Indonesia adalah bagian dari dirinya. “Indonesia bagian dari saya,” kata Obama dalam Bahasa Indonesia yang masih fasih di depan sekitar 2.000 mahasiswa dan sivitas akademika Universitas Indonesia, Depok, Rabu (10/11). Obama juga menguraikan kesan-kesan mendalamnya tentang Indonesia dan Jakarta yang pernah dia tinggali semasa kecilnya dulu. Dia mengucapkan kata bakso, sate, supermarket Sarinah, yang disebutnya yang terbesar di Indonesia saat itu. Tapi kini, katanya, Indonesia telah jauh lebih maju. Obama memuji habis-habisan Indonesia, termasuk menyebut dan memuji semboyan ‘Bhineka Tunggal Ika” . Dia juga mengapresiasi kehidupan demokrasi di Indonesia, yang disebutnya secara khusus dan mendalam serta menjadi model demokrasi ideal.

Biography – Barack Hussein Obama, Jr.

Lahir pada tanggal 4 agustus 1961 di Honolulu, Hawai. Saat ini tinggal di Chicago, Illinois. Ia bertemu Michelle di tahun 1988 dan menikahinya di bulan Oktober, tahun 1992 dan memiliki dua orang putri yaitu Malia (lahir 1998) dan Sasha (lahir 2001). Ayahnya bernama Barak Obama, Sr dari Kenya dan ibunya bernama Ann Dunham dari Kansas. Mereka bercerai ketika Obama berusia 2 tahun. Sang ayah menuju Harvard mengejar study ph. D. lalu kembali ke Kenya. Sang ibu menikah dengan Lolo Soetoro dari Indonesia.

Pada tahun 1967, keluarganya pindah ke Jakarta dan Obama bersekolah di Jakarta dengan bahasa pengantar yaitu bahasa Indonesia. Usia 10 tahun ia kembali ke Hawaii tinggal dengan kakek neneknya dari ibunya, Madelyn dan Staney Dunham. Setelah SMA, Obama kuliah di Occidental College di Los Angeles selama 2 tahun. Lalu ia pindah ke Columbia University di New York, lulus pada tahun 1983, jurusan political science. Setelah bekerja di Business International Corporation dan NYPIRG, Obama pindah ke Chicago pada tahun 1985.

Obama memasuki Harvard Law School pada tahun 1988. Pada bulan February 1990, ia terpilih sebagai editor pertama African–American dari the Harvard Law Review. Obama lulus magna cum laude pada tahun 1991. Setelah kuliah hukum, Obama kembali ke Chicago sebagai pengacara, bergabung dengan firma Miner, Barnhill & Galland. Ia juga mengajar di University of Chicago Law School. Dan membantu pemilihan selama kampanye presiden bill Clinton pada tahun 1992.

Obama menerbitkan sebuah otobiography pada tahun 1995 : Dreams From My Father: A Story of Race and Inheritance. Dan ia memenangkan sebuah Grammy untuk the audio version of the book. Pekerjaan advokasi Obama membawanya ke Senat Negara Illinois sebagai seorang demokrat. Ia dipilih pada tahun 1996. Buku keduanya, The Audacity of Hope : Thoughts on Reclaiming the American Dream, diterbitkan pada bulan Oktober 2006.*** (Berbagai sumber, http://www.biography.com/articles/Barack-Obama-12782369)


Geologi : Erupsi Merapi 2010

November 5, 2010

Erupsi :

Erupsi adalah fenomena keluarnya magma dari dalam bumi. Erupsi dapat dibedakan menjadi erupsi letusan (explosive erupstion) dan erupsi non-letusan (non-explosive eruption). Jenis erupsi yang terjadi ditentukan oleh banyak hal seperti kekentalan magma, kandungan gas di dalam magma, pengaruh air tanah, dan kedalaman dapur magma (magma chamber).

Pada erupsi letusan, proses keluarnya magma disertai tekanan yang sangat kuat sehingga melontarkan material padat yang berasal dari magma maupun tubuh gunungapi ke angkasa.

Pada erupsi non-letusan, magma keluar dalam bentuk lelehan lava atau pancuran lava (lava fountain), gas atau uap air.

Di dalam Bahasa Indonesia, kata erupsi sering diterjemahkan sebagai “letusan”. Sebenarnya, terjemahan itu tidak sepenuhnya tepat. Terjemahan tersebut hanya tepat untuk tipe erupsi letusan.

Erupsi Proksismal

Erupsi Gunung Merapi yang terletak di perbatasan Propinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta itu di tahun 2010 ini ternyata berbeda sekali dari karakter erupsinya di tahun 2006. Erupsi sekarang yang keluar dari ujung lubang kepundannya,  episodik dan terus meningkat intensitasnya, serta semburan kolom debu volkanik yang menjulang tinggi ke angkasa menunjukkan bahwa erupsi Merapi tahun ini merupakan erupsi tipe paroksismal (paroxysmal erupsion).

Meningkatnya intensitas erupsi Merapi ini dapat dilihat dari makin jauhnya jangkauan luncuran awan panas, dan makin tingginya kolom erupsi.

Erupsi paroksismal ini bisa terjadi oleh dua macam sebab: pertama, karena tibanya magma baru yang kaya akan gas dari dalam bumi, dan ke-dua karena pertumbuhan kubah di puncak pada ketinggian tertentu.

Prediksi Erupsi

Kita tidak tahu sampai kapan drama erupsi Merapi kali ini akan berakhir, karena kita tidak tahu bagaimana sesungguhnya aktifitas magma yang ada di dalam bumi di bawah Merapi. Harapan kita, erupsi itu segera berakhir setelah erupsinya yang tertinggi di hari Kami 4 Nopember 2010.

Dengan kecenderungan erupsi yang terus meningkat intensitasnya ini, yang dikawatirkan adalah erupsi paroksismal itu akan berlanjut dengan eruspi paroksismal yang diiringi dengan letusan (explosif blow) yang dapat menghancurkan sebagian puncak Merapi, yang kemudian dapat diikuti dengan runtuhnya sebagian tubuh gunungapi itu ke dalam dapur magma.***(WA)

Ref.  http://wahyuancol.wordpress.com/2008/11/28/erupsi/


Insert : Mau Beli Kitab Baru?, Hati-Hati dengan Distorsi

Juli 15, 2010

Distorsi Kitab Dari Wahabi

Oleh: KH. Idrus Ramli (Dikutip dari solusiummat.org)

Sejak abad dua belas Hijriah yang lalu, dunia Islam dibuat heboh oleh lahirnya gerakan baru yang lahir di Najd. Gerakan ini dirintis oleh Muhammad bin Abdul Wahhab al-Najdi dan populer dengan gerakan Wahabi. Dalam bahasa para ulama gerakan ini juga dikenal dengan nama fitnah al-wahhabiyah, karena dimana ada orang-orang yang menjadi pengikut gerakan ini, maka di situ akan terjadi fitnah. Di sini kita akan membicarakan fitnah Wahabi terhadap kitab-kitab para ulama dahulu.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa aliran Wahabi berupaya keras untuk menyebarkan ideologi mereka ke seluruh dunia dengan menggunakan segala macam cara. Di antaranya dengan mentahrif kitab-kitab ulama terdahulu yang tidak menguntungkan bagi ajaran Wahhabi. Hal ini mereka lakukan juga tidak lepas dari tradisi pendahulu mereka, kaum Mujassimah yang memang lihai dalam men-tahrif kitab.

Pada masa dahulu ada seorang ulama Mujassimah, yaitu Ibn Baththah al-’Ukbari, penulis kitab al-Ibanah, sebuah kitab hadits yang menjadi salah satu rujukan utama akidah Wahabi. Menurut al-Hafizh al-Khathib al-Baghdadi, Ibn Baththah pernah ketahuan menggosok nama pemilik dan perawi salinan kitab Mu’jam al-Baghawi, dan diganti dengan namanya sendiri, sehingga terkesan bahwa Ibn Baththah telah meriwayatkan kitab tersebut. Bahkan al-Hafizh Ibn Asakir juga bercerita, bahwa ia pernah diperlihatkan oleh gurunya, Abu al-Qasim al-Samarqandi, sebagian salinan Mu’jam al-Baghawi yang digosok oleh Ibn Baththah dan diperbaiki dengan diganti namanya sendiri.

Belakangan Ibn Taimiyah al-Harrani, ideolog pertama aliran Wahabi, seringkali memalsu pendapat para ulama dalam kitab-kitabnya. Misalnya ia pernah menyatakan dalam kitabnya al-Furqan Bayna al-Haqq wa al-Bathil, bahwa al-Imam Fakhruddin al-Razi ragu-ragu terhadap madzhab al-Asy’ari di akhir hayatnya dan lebih condong ke madzhab Mujassimah, yang diikuti Ibn Taimiyah. Ternyata setelah dilihat dalam kitab Ijtima’ al-Juyusy al-Islamiyyah, karya Ibn al-Qayyim, murid Ibn Taimiyah, ia telah men-tahrif pernyataan al-Razi dalam kitabnya Aqsam al-Ladzdzat.

Tradisi tahrif ala Wahhabi terhadap kitab-kitab Ahlussunnah Wal-Jama’ah yang mereka warisi dari pendahulunya, kaum Mujassimah itu, juga berlangsung hingga dewasa ini dalam skala yang cukup signifikan. Menurut sebagian ulama, terdapat sekitar 300 kitab yang isinya telah mengalami tahrif dari tangan-tangan jahil orang-orang Wahabi.

  • Di antaranya adalah kitab al-Ibanah an Ushul al-Diyanah karya al-Imam Abu al-Hasan al-Asy’ari. Kitab al-Ibanah yang diterbitkan di Saudi Arabia, Beirut dan India disepakati telah mengalami tahrif dari kaum Wahhabi. Hal ini bisa dilihat dengan membandingkan isi kitab al-Ibanah tersebut dengan al-Ibanah edisi terbitan Mesir yang di-tahqiq oleh Fauqiyah Husain Nashr.
  • Tafsir Ruh al-Ma’ani karya al-Imam Mahmud al-Alusi juga mengalami nasib yang sama dengan al-Ibanah. Kitab tafsir setebal tiga puluh dua jilid ini telah di-tahrif oleh putra pengarangnya, Syaikh Nu’man al-Alusi yang terpengaruh ajaran Wahabi. Menurut Syaikh Muhammad Nuri al-Daitsuri, seandainya tafsir Ruh al-Ma’ani ini tidak mengalami tahrif, tentu akan menjadi tafsir terbaik di zaman ini.
  • Tafsir al-Kasysyaf, karya al-Imam al-Zamakhsyari juga mengalami nasib yang sama. Dalam edisi terbitan Maktabah al-Ubaikan, Riyadh, Wahabi melakukan banyak tahrif terhadap kitab tersebut, antara lain ayat 22 dan 23 Surat al-Qiyamah, yang di-tahrif dan disesuaikan dengan ideologi Wahabi. Sehingga tafsir ini bukan lagi Tafsir al-Zamakhsyari, namun telah berubah menjadi tafsir Wahabi.
  • Hasyiyah al-Shawi ‘ala Tafsir al-Jalalain yang populer dengan Tafsir al-Shawi, mengalami nasib serupa. Tafsir al-Shawi yang beredar dewasa ini baik edisi terbitan Dar al-Fikr maupun Dar al-Kutub al-’Ilmiyah juga mengalami tahrif dari tangan-tangan jahil Wahabi, yakni penafsiran al-Shawi terhadap surat al-Baqarah ayat 230 dan surat Fathir ayat 7.
  • Kitab al-Mughni karya Ibn Qudamah al-Maqdisi al-Hanbali, kitab fiqih terbaik dalam madzhab Hanbali, juga tidak lepas dari tahrif mereka. Wahabi telah membuang bahasan tentang istighatsah dalam kitab tersebut, karena tidak sejalan dengan ideologi mereka.
  • Kitab al-Adzkar al-Nawawiyyah karya al-Imam al-Nawawi pernah mengalami nasib yang sama. Kitab al-Adzkar dalam edisi terbitan Darul Huda, 1409 H, Riyadh Saudi Arabia, yang di-tahqiq oleh Abdul Qadir al-Arna’uth dan di bawah bimbingan Direktorat Kajian Ilmiah dan Fatwa Saudi Arabia, telah di-tahrif sebagian judul babnya dan sebagian isinya dibuang. Yaitu Bab Ziyarat Qabr Rasulillah SAW diganti dengan Bab Ziyarat Masjid Rasulillah SAW dan isinya yang berkaitan dengan kisah al-’Utbi ketika ber-tawasul dan ber-istighatsah dengan Rasulullah saw, juga dibuang.  

Demikianlah beberapa kitab yang telah ditahrif oleh orang-orang Wahabi. Tentu saja tulisan ini tidak mengupas berbagai cara tahrif dan perusakan Wahhabi terhadap kitab-kitab Ahlussunnah Wal Jama’ah peninggalan para ulama kita. Namun setidaknya, yang sedikit ini menjadi pelajaran bagi kita agar selalu berhati-hati dalam membaca atau membeli kitab-kitab terbitan baru. Wallahu a’lam.

Penulis : KH. Idrus Ramli, Pengurus Ikatan Alumni Santri Sidogiri (IASS) Jember.


Warta : KH IDHAM CHALID WAFAT

Juli 13, 2010

KH Idham Chalid, Kiai Negarawan dari NU

Selasa, 13 Juli 2010 08:19 ; Jakarta, NU Online
KH Idham Cholid, mantan ketua umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Minggu (11/7) sekitar pukul 08.00 WIB, berpulang kepada Sang Pencipta di kediamannya, kawasan lembaga pendidikan Darrul Maarif, Cipete, Jakarta Selatan. Tokoh besar yang beberapa kali menduduki jabatan tinggi kenegaraan dan pemerintahan di era Orde Lama dan Orde Baru itu menderita sakit selama sepuluh tahun terakhir.

Saiful Hadi, salah satu putra almarhum, menuturkan, Kiai Idham terkena serangan jantung dahsyat pada 1999 yang menyebabkannya lumpuh total. “Pada serangan jantung itu terjadi, Bapak terkena lumpuh total dan tidak bisa bicara,” kata Saiful yang juga Direktur Pemberitaan Perum LKBN ANTARA itu.

Semasa hidupnya, Kiai Idham pernah menjadi Presiden Partai Nahdlatul Ulama, sekaligus salah seorang “bapak pendiri” Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang merupakan hasil fusi sejumlah partai Islam. Menteri Agama Suryadharma Ali, yang juga Ketua Umum PPP, menyatakan, dengan wafatnya Kiai Idham, bukan hanya PPP yang kehilangan, tetapi Bangsa Indonesia secara keseluruhan. “Beliau tokoh panutan. Bukan hanya keluarga besar PPP yang kehilangan, tapi seluruh Bangsa Indonesia,” katanya.

Mantan Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi pun menyatakan hal senada. Menurutnya, Indonesia kehilangan sosok kiai negarawan dengan meninggalnya Kiai Idham. “Semoga Allah menerima Pak Idham dengan husnul khotimah,” kata Hasyim yang tengah berada di Kairo dalam pesan singkatnya kepada ANTARA di Jakarta, Minggu. Dalam suatu kesempatan, Hasyim pernah mengungkapkan bahwa Kiai Idham merupakan sosok yang dikaguminya karena berhasil memimpin NU selama 28 tahun tanpa gejolak yang berarti.

“Ini sangat sulit. Saya memimpin NU delapan tahun saja ruwetnya bukan main,” kata Hasyim.

Menurut Hasyim, memimpin NU bukan hal yang mudah karena NU tumbuh dari kultur. Struktur NU hingga saat ini belum pernah melebihi kultur. Dalam pentas politik, Kiai Idham juga dinilai berhasil membawa NU keluar dari masa-masa pelik, bahkan genting saat Indonesia masih berusia muda dengan dinamika politik yang luar biasa. Menurut Hasyim, menyelamatkan jamaah NU yang sedemikian banyak tentu memerlukan kepribadian arif dan tangguh.

“Orang yang mengerti Pak Idham menyatakan beliau orang yang istikomah dalam berbagai situasi, tetapi orang yang tidak cocok pasti mengatakan oportunis karena dari masa ke masa selalu mendapatkan tempat,” katanya.

Kalangan pengamat politik Indonesia banyak mencatat bahwa Idham merupakan salah seorang dari sedikit politisi yang mampu bertahan dalam “segala cuaca”. Di masa Orde Lama, di usia 34 tahun, Kiai Idham menjabat Wakil Perdana Menteri II dalam Kabinet Ali Sastroamidjojo. Di masa Orde Baru, ia dipercaya Presiden Soeharto menjabat Menteri Kesejahteraan Rakyat (1967-1970), Menteri Sosial Ad Interim (1970-1971), dan pernah pula menjabat Ketua MPR/DPR (1971-1977), serta Ketua DPA (1977-1983). Di dalam lingkup kepartaian, khususnya PPP, tak sedikit politisi yang sukses berkarir berkat bimbingan Kiai Idham, salah satunya adalah Hamzah Haz yang selain pernah memimpin PPP juga menjabat Wakil Presiden di era Presiden Megawati Soekarnoputri.

Patuh kiai

Di lingkungan NU, putra kelahiran Setui, Kalimantan Selatan pada 27 Agustus 1922 ini pun dikenal sebagai santri yang tawaduk atau tunduk dan patuh pada kiai. Sikapnya yang demikian itulah yang memikat para kiai NU, yang mayoritas dari Jawa, sehingga menempatkannya sebagai Ketua Umum PBNU menggantikan KH Abdul Wahid Hasyim, mengalahkan tokoh muda NU lainnya yang saat itu memiliki reputasi handal, KH Subhan ZE.

Dalam salah satu edisi Harian Duta Masyarakat, mantan Ketua NU Jawa Timur KH Ali Maschan Moesa menuturkan, ketika terjadi friksi tajam di puncak piramida NU antara KH Idham Cholid dengan Subhan ZE, digelarlah suatu `pengadilan ulama`.Dalam forum itu, Subhan menggunakan argumentasi organisasi modern yang “ndakik-ndakik” (melambung tinggi), sementara Idham Cholid menggunakan pendekatan santri pesantren yang pasrah bongkokan sebagai indikator ketertundukan, kepatuhan, dan penghormatan kepada para kiai.

“Idham Cholid lebih menyatu dengan kultur NU, layaknya garam dengan asinnya. Akhirnya para ulama memenangkan Idham,” kata Ali Maschan seperti dikutip Duta Masyarakat. (ant/mad)

Hasyim Muzadi : Idham Chalid, Arif dan Berpandangan Tajam.

Kairo, NU Online
Mantan Ketua Umum PBNU, KH Hasyim Muzadi yang sedang berada di Kairo Mesir merasa kehilangan atas wafatnya Kiai Idham. Ia menilai pendahulunya di PBNU itu sebagai sosok yang luar biasa, bukan saja karena sejumlah jabatan tinggi yang pernah disandangnya, namun juga kearifan dan ketajaman pandangannya.

Sebagai tokoh NU yang berproses dari bawah, Hasyim mengaku punya banyak kenangan bersama Kiai Idham, terutama saat ia masih menjabat sebagai Ketua PMII Cabang Malang dan Kiai Idham telah menjadi Ketua Umum PBNU. “Ketika itu, ingat saya tahun 1967, saya datang ke Jakarta sebagai Ketua PMII Cabang Malang sekaligus Ketua KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia) konsulat Malang. Saya niat memprotes Pak Idham kenapa tidak mendukung gerakan Pak Subhan ZE. yang menuntut demokratisasi Indonesia di awal Orde Baru,” kata Hasyim.

Menurut Hasyim, saat itu PMII di bawah kepemimpinan Zamroni sangat fanatik kepada Subhan ZE, tokoh muda NU yang memimpin gerakan pro demokrasi, termasuk menentang menghadapi demokrasi terpimpin pada era Presiden Soekarno. Ketika diterima Kiai Idham yang saat itu merupakan Ketua Umum PBNU, kata Hasyim, dia pun menumpahkan semua “unek-unek” yang ada di kepalanya.

Menanggapi protes yang dilontarkannya, kata Hasyim, Kiai Idham dengan tenang menjawab dan memberikan pengertian bahwa dalam bertindak tidak boleh “grusa-grusu” atau terburu-buru.

“Kita baru saja selesaikan komunis, sisanya masih panjang. Jangan minta demokrasi dalam saat yang sama, nanti demokrasi ada waktunya sendiri,” kata Hasyim menirukan jawaban Kiai Idham.

Mengutip pendapat Imam Ibnu Atho`ilah, lanjut Hasyim, Kiai Idham menuturkan bahwa Allah menyelamatkan satu per satu, tidak sekaligus.

“Biarkan Pak Harto (Soeharto) berkuasa. Setiap zaman ada orangnya dan setiap orang ada zamannya,” kata Kiai Idham seperti ditirukan Hasyim.

Kiai Idham, lanjut Hasyim, sama sekali tidak merisaukan keadaan waktu itu, namun justru lebih mengkhawatirkan keadaan yang mungkin terjadi beberapa puluh tahun sesudahnya.

“Yang saya khawatirkan justru puluhan tahun yang akan datang. Kita akan menghadapi kemunafikan, dan saya takut NU tidak mampu menghadapinya karena racun terasa madu,” kata Hasyim mengutip pernyataan Kiai Idham.

Kiai Idham, lanjut Hasyim, juga menghargai sikap anak muda NU yang mendukung gagasan Subhan, yang notabene berseberangan dengan pandangan Kiai Idham sendiri. “Saya senang kau menghormati Pak Subhan. Dia pejuang,” kata Hasyim, mengulang pernyataan Kiai Idham kepadanya. Dari pertemuan itu, kata Hasyim, dia menyadari bahwa pandangan kedua tokoh NU itu, Kiai Idham dan Subhan Z.E., sama-sama benar.

“Keluar dari Pak Idham saya langsung lemas karena konsep Pak Subhan memang bagus dan progresif, tetapi Pak Idham juga benar. Ibarat Nabi Musa dan Nabi Hidr, sama benarnya antara syariat dan hakikat,” pungkasnya. (mad)


Fragmen : Bughot Haram, Nahi Munkar Wajib

Mei 31, 2010
Kiai Bisri Sansoeri dikenal sebagai ulama fikih yang lugas dan tegas, sehingga banyak berbenturan dengan Kiai Wahab Chasbullah yang lebih luwes dan moderat. Memang dalam berpendapat dan bersikap Kiai Bisri menunjukkan watak yang seperti itu. Ketika Bung Karno membubarkan Konstituante dan DPR kemudian membentuk DPR GR Kiai Bisri menganggap langkah Bung Karno itu ghosob (penjarahan) terhadap hak rakyat, karena itu Kiai Bisri menolak NU bergabung di DPR GR maupun pada rezim Soekarno.

Sebaliknya untuk menjalankan amar ma’ruf nahi munkar Kiai Wahab menganjurkan NU terlibat dalam DPRGR maupun dalam Kabinet, yang penting masuk dulu berjuang dari dalam kalau tidak cocok keluarnya gampang. Akhirnya NU terlibat dalam politik Bung Karno, namun secara Pribadi Kiai Bisri tetap pada pendiriannya, tetap berbeda dengan Kiai Wahab.

Namun demikian jangan mengira ia mengambil sikap oposisi pada pemerintah, tidak, buktinya pendiri NU ini mengecam tindakan Imron Rosjadi aktivis NU yang menjadi ketua Liga Demokrasi, ini  sudah gerakan oposisi yang merongrong kewibawaan pemerintah dan bisa membahayakan keamanan negara. Apalagi ketika Kiai Bisri tahu bahwa dalam Liga demokrasi itu berkumpul para simpatisan pemberontak PRRI-Permesta, maka ketidaksukaannya semakin besar.

Berkaitan dengan strategi berpolitik itu Kiai Bisri mengingatkan para kader muda NU saat itu antara lain KH Hafidz Usman dan kawan kawannya yang rajin sowan ke pesantrennya, agar tetap tegas dalam berpendirian, tetapi tetap luwes dalam menyikapi keadaan negara NU tidak terjebak pada radikalisme dan ekstremisme, karena ujung-ujungnya akan menjadi pemberontak seperti DI, PRRI Permesta, PKI dan sebagainya. Menurut Kiai Bisri sebenci apapun terhadap pemerintah yang berkuasa, NU tidak boleh melakukan bughot (memberiontak) ini hukumnya haram, tetapi melakukan  amar makruf nahi munkar wajib hukumnya. (28/05/2010 ; Abdul Mun’im DZ – NU Online)


Catatan : Sistem Kriptografi

Mei 24, 2010

Kriptografi (Cryptography) adalah seni dan ilmu tentang cara-cara menjaga keamanan. Istilah-istilah yang digunakan dalam bidang kriptografi antara lain :

a. Plainteks, merupakan data atau pesan asli yang ingin dikirim.

b. Cipherteks, merupakan data hasil enkripsi.

c. Enkripsi, merupakan proses untuk mengubah plainteks menjadi chiperteks.

d. Deskripsi, merupakan proses untuk mengubah chiperteks menjadi plainteks atau pesan asli.

e. Key(Kunci), suatu bilangan yang dirahasiakan, dan digunakan untuk proses enkripsi dan deskripsi.

Pada intinya Kriptosistem (Cryptosystem) adalah sistem kriptografi yang meliputi algoritma, plainteks, cipherteks, dan key (kunci). Namun setiap teknologi tentu memiliki kelemahan. Kriptanalisis (Cryptanalysis) adalah ilmu dan seni dalam membuka ciphertext dengan memanfaatkan kelemahan yang ada pada kriptosistem tersebut berdasar Kriptologi (Ilmu matematika yang melatarbelakangi ilmu kriptografi dan ilmu kriptanalisis). Secara umum, kriptografi terdiri dari dua buah bagian utama yaitu bagian enkripsi dan bagian dekripsi. Enkripsi adalah proses transformasi informasi menjadi bentuk lain sehingga isi pesan yang sebenarnya tidak dapat dipahami, hal ini dimaksudkan agar informasi tetap terlindung dari pihak yang tidak berhak menerima. Sedangkan dekripsi adalah proses kebalikan enkripsi, yaitu transformasi data terenkripsi ke data bentuk semula. Proses transformasi dari plainteks menjadi cipherteks akan dikontrol oleh kunci. Peran kunci sangatlah penting, kunci bersama-sama dengan algoritma matematisnya akan memproses plainteks menjadi cipherteks dan sebaliknya. Adapun blok proses enkripsi-dekripsi secara umum dapat kita lihat pada gambar di bawah ini :

Secara matematis sederhana, proses enkripsi-dekripsi dapat dituliskan dengan persamaan sebagai berikut :

Dimana :

m = message / plainteks

c = cipherteks

D = fungsi Dekripsi

d = kunci dekripsi

E = fungsi Enkripsi

e = kunci enkripsi

Dari dua persamaan diatas dapat ditulis :

Sehingga terlihat pesan yang telah tersandi dapat dikembalikan menjadi pesan semula.

(Ref. : http://www.ittelkom.ac.id)


Info Teknologi : Ponsel Picu Kanker Otak?

Mei 19, 2010

Tempo – Selasa, 18 Mei :

TEMPO Interaktif , Jakarta – Jenewa – Sejumlah peneliti mempertanyakan anggapan bahwa penggunaan telepon selular berisiko memicu kanker otak. Penelitian dari World Health Organization International Agency for Research on Cancer menyebutkan, masyarakat memandang bahwa menggunakan telepon selular lebih dari 30 menit setiap hari dapat meningkatkan risiko glioma atau kanker otak.

Gangguan pada otak itu disebaban radiasi telepon selular. Sehingga, semakin lama anda berbicara melalui telepon selular, semakin besar risiko terkena kanker otak.

Sementara dalam survey yang dilakukan sejumlah peneliti terhadap 13 ribu responden menyebutkan tidak ada pemantik dari penggunaan telepon selular yang memicu tumbuhnya sel tumor atau kanker pada otak. Menurut para peneliti, ada beberapa faktor yang belum teruji dalam anggapan tadi. Misalnya, bagaimana jika pengguna telepon selular berbicara menggunakan pengeras suara (loudspeaker) atau perangkat handsfree.

Mereka juga menyarankan supaya dilakukan investigasi lebih lanjut mengenai hubungan antara radiasi dari telepon selular dengan kerja otak. Selain itu, para peneliti juga berencana menguji apakah penggunaan telepon selular meningkatkan risiko tumor pada telinga yang mempengaruhi syaraf pendengaran serta dampak penggunaan telepon selular pada anak-anak.

Penelitian ini nantinya akan dipublikasikan di International Journal of Epidemiology yang menggabungkan hasil penelitian dari 13 negara, seperti Inggris, Kanada, Perancis, Jerman dan Jepang. Dalam pernyataan resminya Forum Perusahaan Telepon Selular menyambut baik penelitian tersebut. Menurut Forum, industri telepon selular tentunya ingin menciptakan teknologi telepon selular yang aman dan berkomitmen dalam bidang penelitian ilmiah. (Rini K | AP – Yahoo.news)


Warta : Siyasah

Mei 10, 2010

Koalisi Transaksional, yang Rugi Rakyat

JAKARTA, KOMPAS.com – Pengamat politik dari Center for Strategic and International Studies (CSIS) J Kristiadi berpendapat, perubahan konsep koalisi yang ditandai dengan pembentukan sekretariat gabungan partai koalisi hanya menunjukkan suatu konsep koalisi yang penuh transaksi-transaksi politik.

Dikatakan J Kristiadi usai menghadiri pemaparan survei CIRUS, di Hotel Atlet Century, Jakarta, Minggu (9/5/2010), perubahan konsep koalisi yang disepakati dalam pertemuan di Cikeas (6/5/2010) hanya akan menjurus pada bentuk koalisi yang oligarkis sehingga mempersempit dan mereduksi prinsip demokrasi.

“Saya kira kita harus mencermati dan mengawal agar koalisi ini tidak menjadi oligarki yang semakin mempersempit dan mereduksi demokrasi. Republik ini penuh dengan koalisi dugaan-dugaan transaksi politik. Yang rugi jelas masyarakat,” katanya.

Menurut Kristiadi, munculnya sekretariat gabungan partai koalisi dengan Aburizal Bakrie sebagai Ketua Hariannya menunjukkan kemenangan Golkar dalam menekan pemerintahan presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Kristiadi juga menilai, penekanan-penekanan terhadap presiden tersebut terbukti dengan keputusan Presiden yang merelakan Menteri Keuangan Sri Mulyani meninggalkan Indonesia dengan menjadi Direktur Operasional Bank Dunia.

“Minggir karena apa? Karena tekanan. Yang menjadi misteri bagi saya, sampai presiden menerima tekanan seperti itu dan mengakomodasi kepentingan transaksional dengan mengorbankan orang yang berani mati untuk reformasi, melawan pengusaha-pengusaha yang tidak jujur soal perpajakan,” paparnya.

Dengan kondisi ini, J Kristiadi memperkirakan, besar kemungkinan pengganti Sri Mulyani adalah orang yang bisa diajak bernegosiasi dan bisa membawa kepentingan Golkar. “Itu sangat bisa (transaksi politik) kalau Ical sudah masuk itu sangat dekat,” katanya.

Konsep koalisi baru yang memungkinkan partai-partai koalisi ikut menentukan kebijakan-kebijakan pemerintah, menurutnya, tidak akan bertahan lama. “Koalisi ini paling lama sampai 2013 karen tidak ada platform jelas bagi meraka sebelumnya, hanya koalisi transaksional saja,” tambahnnya.

Seperti diberitakan, pascaterpilihnya Sri Mulyani sebagai Direktur Operasional Bank Dunia, Presiden mengumpulkan para ketua umum partai koalisi dan menghasilkan empat kesepakatan forum koalisi. Koalisi sepakat mengawal pemerintahan hingga 2014. Dalam kesepakatan tersebut, partai-partai koalisi membentuk sekretariat gabungan partai koalisi dengan Ketua Presiden, Ketua Harian Aburizal Bakrie, dan Sekretaris Syarif Hasan. (***Sender icha / Detikcom)


Warta : Orang Barat Banyak Perdalam Pemahaman Islam

Mei 3, 2010

Ahad, 2 Mei 2010 14:35

Padang, NU Online. Berdasarkan penelitian menunjukkan orang-orang Barat di dunia kini banyak yang memperdalam pengetahuan mereka untuk memahami Islam.

Hal tersebut dikatakan Direktur International Institute of Islamic Thought (IIIT) South East Asia Drs Mohammad Siddik MA di sela seminar internasional “Islamic Epistemology and Education Reform”, di Kampus Unand Limau Manis Padang, Sabtu (1/5).

“Ini terjadi karena mereka tidak mampu mengatasi persoalan ekonomi dan sosial mereka, apalagi dalam menjawab ilmu alam,” katanya.

Sebagai pembicara dalam seminar tersebut adalah Prof Dr Mulyadhi Kartanegara dari Universitas Islam Jakarta, Prof Dr Said Ahmad dari universiti Putra Malyasia, dan Prof Dr Bustanuddin Agus MA dari Universitas Andalas.

Menurut Siddik, ilmu pengetahuan yang mereka gali dan kembangkan ternyata tidak semua bisa dipahami hanya dengan akal saja.

Penelitian yang dilakukan seorang ilmuwan asal Perancis hingga telah menulis sebuah buku tentang Bibel, dan Al-Qur’an dalam ilmu modern (khsusunya Al Islam), justru mengakui bahwa kandungan Al-Qur’an ternyata luar biasa memuat semua pengetahuan tentang alam.

“Bahkan banyak dari para peneliti itu yang masuk menjadi Muslim,” katanya, peristiwa demikian telah membuktikan bahwa Islam itu tidak mengenal dikotomi dalam bidang ilmu apa saja.

Siddik mengatakan, dengan dasar itu kini Islam makin berkembang di dunia, hingga di Amerika Serikat penganutnya kini sudah berdiri sebanyak 400 unit masjid yang sebelumnya hanya satu unit masjid. Warga Amerika Serikat berbondong-bondong masuk Islam, juga karena terjadinya kekosongan jiwa pada mereka.

Karena itu, katanya berharap, Universitas Andalas ke depan dapat menjadi pusat pengembangan Ilmu Islam.

Rektor Universitas Andalas, Musliar Kasim menyambut harapan Direktur IIIT itu, dan selanjutnya melakukan sejumlah persiapan antara lain digelarnya workshop “Islamic Epistemology and Education Reform” itu. (ant/sam)


Warta : Perahu Nabi Nuh Ditemukan di Turki?

April 28, 2010

VIVAnews – Dikisahkan, sekitar 4.800 tahun lalu, banjir bandang menerjang Bumi. Sebelum bencana mahadahsyat itu terjadi, Nabi Nuh — nabi tiga agama, Islam, Kristen, dan Yahudi, diberi wahyu untuk membuat kapal besar — demi menyelamatkan umat manusia dan mahluk Bumi lainnya.

Cerita tentang bahtera Nabi Nuh dikisah dalam berbagai buku, sejumlah film dan lain-lain. Sejumlah ahli sejarah dari berbagai negara sudah lama penasaran dengan kebenaran kisah ini.

Untuk membuktikan kebenaran cerita itulah, kelompok peneliti dari China dan Turki yang tergabung dalam ‘Noah’s Ark Ministries International’ selama bertahun-tahun mencari sisa-sisa perahu legendaris tersebut.

Kemarin, 26 April 2010 mereka mengumumkan mereka menemukan perahu Nabi Nuh di Turki. Mereka mengklaim menemukan sisa-sisa perahu Nabi Nuh berada di ketinggian 4.000 meter di Gunung Agri atau Gunung Ararat, di Turki Timur.

Mereka bahkan mengklaim berhasil masuk ke dalam perahu itu, mengambil foto dan beberapa specimen untuk membuktikan klaim mereka.

Menurut para peneliti, specimen yang mereka ambil memiliki usia karbon 4.800 tahun, cocok dengan apa yang digambarkan dalam sejarah.

Jika klaim mereka benar, para peneliti Evangelis itu telah menemukan perahu paling terkenal dalam sejarah.

“Kami belum yakin 100 persen bahwa ini benar perahu Nuh, tapi keyakinan kami sudah 99 persen,” kata salah satu anggota tim yang bertugas membuat film dokumenter, Yeung Wing, seperti dimuat laman berita Turki, National Turk, 27 April 2010. (***)


Insert : Mahfud MD, Itu Genit yang Kebablasan

April 23, 2010

JAKARTA, KOMPAS.com – Mahkamah Konstitusi (MK) sudah menolak permohonan untuk mencabut UU Nomor I/PNPS/1965 tentang Pencegahan Penodaan Agama, Senin (19/4/2010) lalu tapi Ketua MK Mahfud MD masih merasa perlu menangkal polemik lain. 

Mahfud menyatakan tidak sependapat jika para pemohon uji materiil UU itu disebut sebagai pejuang hak asasi manusia (HAM). “Saya tak sependapat itu disebut pejuang HAM, seperti pernah dikatakan kepada saya oleh wartawan RRI,” kata Mahfud melalui pesan singkat (SMS) kepada ANTARA di Jakarta, Kamis (22/4/2010) malam.

Mahfud saat ini berada di Turki untuk ceramah tentang lembaga yang dipimpinnya pada acara ulang tahun ke-48 MK Turki. Menurut Mahfud, pihak yang ingin mempertahankan UU itu juga tak kalah militansinya sebagai pejuang HAM.

“Kita tak boleh terjebak dalam kegenitan bahwa kalau berani mempersoalkan UU itu lalu disebut tokoh HAM, sedang yang lainnya bukan. Itu genit yang kebablasan,” katanya.

Terkait keinginan para pemohon untuk meminta DPR agar mengeksaminasi putusan MK itu, Mahfud menyatakan tidak keberatan sama sekali. “Silakan saja kalau mau ngadu ke DPR. Saya senang DPR mengeksaminasi putusan-putusan MK,” kata profesor hukum dari Madura itu.

Mahfud mengatakan, selama ini ia juga sering mensponsori LSM atau kampus untuk mengeksaminasi vonis MK. “Perbanyaklah lembaga yang diminta melakukan eksaminasi, jangan hanya DPR. Bisa ke LSM, bisa ke kampus-kampus, dan lebih afdol minta eksaminasi ke Komisi Yudisial. Kalau mau ke Komisi HAM PBB juga bagus,” katanya.