Peranan Teknologi Informasi dan Pesantren

Tidak dapat dipungkiri bahwa kita sedang sudah memasuki masa dimana teknologi informasi menjadi bagian yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Dewasa ini informasi merupakan “komoditas primer” yang dibutuhkan orang, seiring dengan semakin canggihnya teknologi informasi dan komunikasi. Sehingga lazim dikatakan peradaban pada masa ini merupakan peradaban masyarakat informasi.
Menurut Ziauddin Sardar, informasi bukan hanya kebutuhan, melainkan juga dapat menjadi sumber kekuatan. Teknologi informasi dapat menjadi alat terpenting untuk manipulasi dan alat kendali. Ternyata memang, telah menjadi pendapat umum siapa yang menguasai informasi dialah penguasa masa depan. Bahwa kekuatan baru masyarakat bukanlah uang di tangan segelintir orang melainkan informasi di tangan banyak orang (The newsourceof power is not money in the hand of a few, but information in the hand of many). Wujud dari teknologi informasi yang banyak digunakan oleh manusia saat ini diantaranya adalah komputer dan perangkat lainnya seperti internet (bandwidht, jaringan, wireless, hardware dan software).

Secara umum komputer dan internet berfungsi sebagai alat untuk berkomunikasi dan alat pengolahan informasi. Sebagai alat komunikasi internet menjadikan dunia tiada batas (borderless). Manusia di belahan dunia manapun dapat berkomunikasi dengan mudah dan cepat, misalnya dengan chating dan mail. Bahkan komunikasi langsung tatap muka dengan dunia yang berbedapun sekarang bukan sesuatu yang aneh, misalnya dengan menggunakan videoconference. Dengan teknologi komputer, informasi menjadi sedemikian mudah untuk diperoleh, enak untuk digunakan, mudah diproses dan lebih efisien. Mengolah dokumen yang banyak menjadi mudah dengan proses scaning, word processing hingga pencetakan (printing). Hal ini menunjang effektivitas dan efisiensi tata laksana dalam pengelolaan manajamen.

Itulah teknnologi informasi, khususnya komputer dan internet yang mesti jadi bagian penting dalam kehidupan kita, termasuk untuk pengembangan pesantren. Peranan teknologi informasi dibutuhkan oleh pesantren dapat sebagai media otomatisasi informasi dan komunikasi dalam konteks dakwah bil hikmah wal mauidhoh, amar makruf nahyi munkar. Mempermudah proses pembelajaran. Menepis gagap santri dan pihak pesantren terhadap kemajuan teknologi. Sebagai antisipasi menyikapi kemajuan era cyberspace masa depan yang telah menjadi keniscayaan. Bagaimanapun, pesantren bukanlah sebuah camp yang harus steril atau tertutup dari akses luar. Pada gilirannya kelak, pesantren dalam batas-batas tertentu akan perlu diketahui akuntabiltas dan transparansi aktivitasnya oleh para pemegang kepentingan. Hal ini juga perlu untuk tetap menjaga kepercayaan publik kepada pesantren.

Lembaga pesantren sedari dahulu, sekarang atau masa yang akan datang masih diyakini berperan positif terhadap perubahan jaman. Sebagai “center of excellent”, yakni pusat tempat berlangsungnya proses pembelajaran generasi yang akan datang terhadap ilmu-ilmu keislaman dengan metodanya yang khas. Disini terdapat kiayi sebagai figur sentralnya (Sebagai guru, orang tua, pembimbing, penyelenggara pendidikan dan pemilik resources pesantren yang rela berkorban tanpa imbalan). Adanya pelajar santri yang rata-rata zuhud dan memiliki kecerdasan prima dalam menimba ilmu. Tersedianya materi pelajaran dengan sumber referensi yang teruji (Kitab salafiyah dalam bahasa asing / bahasa arab dengan huruf tanpa harkat yang secara bertahap harus terkuasai). Metodologi, kurikulum atau silabus sistim pengajaran yang efektif (Sorogan, bandongan, halaqah). Masjid dan Madrasah sebagai penunjang sarana peribadahan formal dan tempat ruang belajar. Pondok sarana asrama tempat santri menginap. Terdapat juga sejumlah nilai-nilai luhur (Share Value) yang tidak terdapat di luar pesantren, nilai tawadhu, qonaah, saja-ah misalnya. Pesantren pun dapat menjadi alternatif pendidikan yang berbiaya murah, yang mampu membentuk kemandirian individu dan masyarakat, tanpa tergantung alokasi APBD/APBN. Dengan sendirinyapun, pesantren menjadi sangat independen dari pengaruh lain. Dan dari sisi kepemilikan sumber daya informasi dan komunikasi keislaman, pesantren memilki otritas yang andal. Pesantren mempunyai jalur sanad yang jelas dan dapat dipertanggung jawabkan validitasnya.

Lembaga pesantren juga berperan unggulan dalam “center of social change”, yaitu agen atau pusat perubahan masyarakat. Input-proses-output-fedd back aktivitas di pesantren dapat diharapkan menghasilkan nilai tambah sosial yang tinggi, secara agregat ; agama, idiologi, politik, sosial, ekonomi, budaya, hukum, dan pertahanan, bahkan teknologi tepat guna. Juga dapat diharapkan menjadi wahana peningkatan kualitas manusia supaya bersumber daya (Human Resources Improvement). Mengentaskan kemiskinan, kebodohan, sadar lingkungan dan pemelihara moral atau akhlak terpuji yang sudah langka akibat tergerus kerusakan dan pengaruh negatif perubahan jaman. Kesalehan individual dan sosial, idealnya secara mikro dapat terpotret dari sosok penggiat pesantren. Hal ini secara sistemik dapat memberikan multiflier effect atau bahkan competitive advantage. Sumber daya terbaharukan dalam lingkungan masyarakat untuk menggapai cita-cita masyarakat madani, baldatun thoyyibatun wa robbul ghofur.  

Bukan rahasia umum, banyak sudah alumni dari pesantren menyumbangkan kemanfataan kiprahnya dalam kemasyarakatan. Dalam menjalankan perannya ini, tidaklah berlebihan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi informasi dan komunikasi, digunakan untuk menunjang kelancaran proses pengelolaan pesantren dan peningkatan citra positif. Meskipun memang, teknologi informasi di dunia maya ini sangat riskan dan bukan tanpa ada kemudharatan. Tergantung dari sisi mana menyikapinya, negatif atau positif. Teknologi informasi ini dihukumi sebagai sarana atau washilah berdasarkan tujuannya untuk kemaslahatan agama, akal, jiwa, harta atau keturunan (Maslahah wal mursalah).

Semoga hal ini menyadarkan kita untuk berbagi dan melek terhadap perubahan jaman yang tidak bisa dibendung, era globalisasi dan transparansi informasi. Dan tentu akan menjadi mafsadat kalau tidak dihadapi. Tantangan berat memang… *** (Iqbal)

Tinggalkan komentar